*Bener Ning Ora Pener* "
(Benar, tetapi tidak tepat.)
Tindakan dan atau ucapan yang benar itu suatu keharusan, namun benar saja belum tentu cukup, seharusnya benar dan sempurna tempat, sempurna waktu, sempurna situasi - kondisi dan sempurna sasaran.
Mas Jumantil, sepupu Kang Jitun akan maju sebagai calon lurah di desa Waru. Belakangan ia menjadi seorang dermawan, yang semua orang tahu, itu bukan sifat beliau yang bekerjsama dalam kesehariannya.
Dengan alasan beliau sedang berulang tahun, ia bersama pendukungnya membagikan sembako kepada penduduk calon pemilih beberapa hari sebelum masa kampanye.
Tindakan itu benar dan tidak dilarang, ia membagikan miliknya sendiri dan si akseptor bebas menolak atau menerima, tidak ada paksaan. Namun semua orang tahu bahwa tindakan itu tidak sempurna waktu, tidak sempurna situasi dan tidak sempurna sasaran. "Hanya pencitraan," kata Kang Kimun yang tahu istilah pencitraan dari seringnya nonton tv.
Dengan alasan beliau sedang berulang tahun, ia bersama pendukungnya membagikan sembako kepada penduduk calon pemilih beberapa hari sebelum masa kampanye.
Tindakan itu benar dan tidak dilarang, ia membagikan miliknya sendiri dan si akseptor bebas menolak atau menerima, tidak ada paksaan. Namun semua orang tahu bahwa tindakan itu tidak sempurna waktu, tidak sempurna situasi dan tidak sempurna sasaran. "Hanya pencitraan," kata Kang Kimun yang tahu istilah pencitraan dari seringnya nonton tv.
Yang benar belum tentu layak dan pantas.
Kelompok Jatilan "Jarang Ginoyang" akan mengadakan pentas di halaman rumah seorang warga yang mengadakan syukuran. Sehari sebelumnya, terjadi angin ribut yang menimbulkan korban jiwa, korban rumahnya bersebelahan dengan halaman rumah yang rencananya untuk pentas. Sebagian anggota ngotot, pertunjukan harus tetap dilaksanakan. Pak RT yang bijak menyarankan; sebaiknya ditunda saja bulan depan, jikalau sekarang, situasi dan kondisinya tidak pas, kita harus menghormati keluarga korban, tidak dihentikan namun tidak sepantasnya. Itu namanya; _Bener nanging ora pener._
Dalam bertutur kata pun seyogyanya dengan kalimat yang baik dan benar serta sempurna sesuai situasi dan kondisinya dan dengan siapa kita bertutur.
Petuah Simbah : _*"Yen tumindak iku, kudu empan papan lan angon mangsa, ora dumeh duwe lan bisa, apa maneh yen amerga kuwasa."*_
(by.@SUN)